Senin, 05 Maret 2012

Citra Indonesia Membaik di Amerika Serikat

[imagetag]Citra Indonesia di mata publik Amerika Serikat kini membaik karena modal ekonomi, politik, dan diplomasi terus meningkat. Indonesia diperhitungkan karena telah tumbuh menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dan negara demokrasi yang besar, serta memiliki kekuatan lain, yakni keberagaman budaya.


Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal mengungkapkan hal itu seusai acara Indonesian Night di University Club of Washington (UCW), Kamis (1/3) malam, yang dihadiri sekitar 100 anggota klub. "Indonesia saat ini sedang naik daun di Washington DC atau di AS karena modal ekonomi, politik, dan diplomasi yang kian meningkat," kata Dubes RI, seperti dilaporkan wartawan Kompas Pascal Bin Saju, dari Washington DC semalam.

Masuknya Indonesia di kelompok 20 negara berekonomi besar (G-20), serta sebagai negara demokratis besar dan negara terbesar di Asia Tenggara, telah mengubah gambaran publik AS tentang Indonesia. Kemampuan menjadi contoh dalam mengatasi bencana alam dan terorisme telah membuat citra Indonesia semakin baik.

Acara Indonesian Night terselenggara atas kerja sama Kedutaan Besar RI di Washington dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta. "Indonesia juga dipandang sebagai negara yang memiliki budaya yang kuat," kata Dino memberi alasan terselenggaranya acara tersebut di Washington. Melalui diplomasi budaya, Indonesia dapat semakin disegani dunia.

UCW merupakan salah satu klub tertua di Washington yang didirikan pada tahun 1904. UCW adalah wadah berkumpul para pelobi, pebisnis, anggota parlemen dan senat atau politisi, pegawai pemerintah dan swasta, serta akademisi dengan para tamu mereka. Saat ini jumlah anggota klub mencapai lebih dari 2.500 orang.

Anggota UCW memiliki jaringan yang luas di berbagai bidang, baik organisasi, sektor publik, ataupun privat. Salah satu presiden klub ini adalah William Howard Taft, Presiden ke-27 AS (1909-1913), dan anggotanya antara lain Richard Nixon yang kemudian menjadi Presiden ke-37 AS (1969-1974).

Malam Indonesia ini diisi pergelaran musik daerah atau musik tradisional Indonesia. Selain musik angklung interaktif, ada juga tarian rampak kendang dari Jawa Barat yang dibawakan dua penari dan empat pemain musik tradisional Sunda.

Acara tersebut digagas Duta Besar Dino Patti Djalal. Ia mengatakan, acara ini merupakan bagian dari upaya memperkenalkan Indonesia kepada dunia, terutama AS. Posisi Indonesia sedang "naik daun" di Washington, atau AS umumnya, sebagai negara berkembang yang semakin diperhitungkan di kancah internasional.

Richard Willet, Ketua Komisi Internasional UCW, menyatakan kekagumannya atas tampilnya musik tradisional Indonesia yang dibawakan grup musik Ikreasindo, Jawa Barat. Dia yakin Indonesia bisa mewarnai dunia dengan kekuatan dan keberagaman budayanya.

Vinsensius Jemadu, Wakil Direktur Promosi Luar Negeri Wilayah AS dan Pasifik, Kemenpar dan EK, mengatakan, pertumbuhan turis AS ke Indonesia terus meningkat. Hal itu terjadi selain karena gencarnya promosi, juga didukung kondisi keamanan Indonesia yang semakin baik dan kondusif.

Minat wisman asal AS yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat sejak lawatan pertama Presiden Barack Obama pada awal November 2010. Pertumbuhan meningkat sekitar 13 persen tahun 2011, dan diharapkan akan terus naik pada tahun ini.

Vinsen, demikian sapaannya, menjelaskan kenaikan itu membuat kementerian ini menjadi salah satu institusi penyumbang devisa terbesar bagi negara. Pada tahun 2010, jumlah wisman AS sekitar 171.528 orang, lalu naik menjadi 194.000 pada tahun 2011 atau naik sekitar 13 persen.

Tahun ini, kementerian menargetkan menarik 200.000- 205.000 wisman AS, naik 5 atau 6 persen karena kondisi AS yang masih dilanda krisis keuangan dan ekonomi.
GABUNG Halaman Facebook saya ngombes.com ,dengan mengklik Tombol SUKA dibawah ini
FOLLOW TWITTER saya ngombes.com ,dengan mengklik dibawah ini
http://darmawanku.files.wordpress.com/2009/07/twitter-logo.png?w=121&h=35
Sumber:foto-menarik.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar